PORTALJATIM.ID, SUMENEP – Aktivitas pengeboran dari perusahaan migas HCML atau Husky CNOOC Madura Limited yang paling terdampak pada nelayan Sapudi namun minim perhatian.
Sebagai perusahaan migas multinasional, HCML yang beroperasi perairan Selat Madura, tepatnya diantara Pulau Sapudi dan Raas, kini sedang disorot masyarakat setempat.
Puncaknya ketika Program Pemberdayaan Masyarakat atau PPM HCML senilai 600 juta ditolak saat sosialisasi bersama lintas elemen yang diadakan hari Minggu, 23 Juli 2023 kemarin.
Selain itu, mereka yang berprofesi sebagai nelayan Sapudi pun merasa selama ini kurang diperhatikan oleh perusahaan migas yang belum berikan PI ke Pemkab Sumenep itu.
Seperti yang disampaikan Ketua Paguyuban Nelayan Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi, Sasmito bahwasanya memang ada partisipasi dari HCML selama ini meski jauh dari kata layak.
“Perlu diketahui bahwa hasil pendataan jumlah nelayan se-Pulau Sapudi baik yang jadi profesi utama maupun pekerjaan sampingan adalah 1.900-an nelayan,” terang Sasmito. Minggu (30/7/23).
Dari jumlah tersebut, Sasmito mengaku nelayan Sapudi pernah mendapatkan hibah uamg tunai sebesar 20 juta rupiah. “Tiap tahun juga dapat sarung meski hanya 50 buah,” ungkapnya.
Pria yang berdomisili di Kecamatan Gayam itu juga tidak menampik jika nelayan Sapudi pernah mendapatkan pengusiran dari pihak keamanan HCML ketika terpaksa mendekat ke lokasi pengeboran untuk mendapatkan ikan.
Menurut rekan seprofesi Sasmito lainnya yang menolak disebut namanya, HCML sampai saat ini belum memberikan kontribusi yang berarti kepada nelayan Sapudi.
“Terus terang yang paling terdampak dari kegiatan HCML adalah kami, nelayan. Tetapi justru kurang diperhatikan, seperti alikasi dana PPM yang rencananya mau diberikan,” tukasnya.
Semestinya, lanjut dia, porsi yang harus diberikan ke nelayan Sapudi ialah 40 persen dari apa yang akan diberikan HCML sebagai bentuk kepedulian.
Sementara Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Sumenep, Musahnan turut berikan atensi atas apa yang dialami mereka yang ada di Pulau Sapudi.
Ia mengatakan, kepengurusan pusat HNSI telah memberikan instruksi kepadanya agar mengawal persoalan nelayan Sapudi, supaya mendapatkan perhatian dan perlakuan yang wajar dari HCML.
“Berkaitan dengan penolakan terhadap PPM HCML yang salah satunya datang dari para rekan-rekan nelayan juga menjadi atensi kami, HNSI,” kata Musahnan. Minggu (30/7/23).
Dirinya pun sepakat bahwa nelayan Sapudi adalah orang pertama yang paling terdampak aktivitas migas HCML. “Oleh karena itu wajib hukumnya rekan-rekan nelayan mendapat prioritas perhatian,” tandas Ketua HNSI Sumenep.
Menindaklanjuti persoalan tersebut, Musahnan menegaskan dalam waktu dekat akan turun langsung ke Bumi Adipoday guna bertemu dengan para nelayan Sapudi yang minim perhatian dari HCML. (Liamsan)