Malam Nishfu Sya’ban Adalah Malam Pergantian Buku Amal, Begini Penjelasan Para Ulama’ Dan Amalannya 

ARTIKEL, PORTALJATIM. ID – Bulan Sya’ban adalah bulan yang mulia di antara bulan mulia lainnya. kenapa? karena sebagian ulama berpendapat bulan Sya’ban di himpit oleh dua bulan yang sama-sama mulia yaitu bulan Rajab dan Ramadhan.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.

رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي . او كما قال

Yang artinya : Bulan Rajab adalah bulannya Allah dan bulan Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulannya umatku,

Di ambil dari kesimpulan hadist di atas bulan Sya’ban termasuk bulan yang di himpit bulan-bulan mulia yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan.

Dalam hadis riwayat Nasai No. 2356, Ahmad No. 21753, dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, disebutkan bahwa malam Nisfu Syaban adalah saat di mana catatan amal setiap manusia akan dilaporkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Syaban adalah bulan yang dilupakan oleh orang-orang antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan Syaban adalah bulan laporan amal kepada Allah. Maka saya senang amal saya dilaporkan sementara saya dalam kondisi berpuasa”

Tidak hanya itu, momen tersebut juga menjadi istimewa karena merupakan malam dikabulkannya doa atau Lailah Al-Ijabah yang disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas.

“Lima malam tidak akan ditolak doa di dalamnya, Malam Jumat, Malam Pertama dari bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam Lailatul Qadar, malam hari raya Idul Adha dan Idul Fitri”.

Dalam bulan Sya’ban banyak amalan yang di anjurkan oleh para Ulama’ untuk di amalkan apalagi pada pertengahan bulan Sya’ban atau bisa di katakan Nishfu Sya’ban yang bertepatan pada tanggal 15 Sya’ban 1445 H.

Ulama’ mengatakan pada malam Nishfu Sya’ban tanggal 15 Sya’ban 1445 H yang bertepatan pada tanggal 25 February 2024 tersebut adalah malam pergantian buku amal dan di angkatnya amalan perbuatan manusia menuju Allah SWT Tuhan alam semesta.

Dikutip dari Jurnal Institut Agama Islam Negeri Jember yang berjudul Tradisi Nisfu Syaban di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuhdempok Jember, Nisfu Syaban adalah kata majemuk yang diambil dari kata bahasa Arab, Nisfu dan Syaban.

Nisfu berasal dari kata nashafa, yanshifu, nashfan yang bermakna mencapai tengah-tengah atau setengah. Sementara Syaban bermakna bulan Syaban, atau bulan ke-8 tahun Hijriah.

Adapun Nisfu Syaban bermakna pertengahan atau tengah-tengah bulan Syaban tahun Hijriah. Dengan demikian, Nisfu Syaban berarti hari pertengahan atau hari ke-15 bulan Syaban.

Sementara itu, mengutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag) RI, dijelaskan bahwa Nisfu Syaban adalah malam dibukanya 300 pintu rahmat dan pintu ampunan oleh Allah SWT untuk manusia.

Hadis yang diriwayatkan Imam Abu Nu’’aim dan dikatakan shohih oleh Imam Ibnu Hibban begitu juga Imam Thabrani berkata semua perowinya adalah orang yang dapat dipercaya (Tsiqah):

Baca Juga :  Akibat Dihantam Ombak Diperairan Selat Bali, Nelayan Asal Banyuwangi Nyaris Hilang Terbawa Arus Selat Bali 

عَنْ مُعَاذٍ بِنْ جَبَلٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ يَطَّلِعُ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ, فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ, إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

“Dari Sayyidina Mu’ad Bin Jabal, dari Nabi SAW beliau berkata: “Allah Tabaraka wa Ta’ala melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, lalu Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dari Abu Musa Al-Asy’ari RA:

عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إن الله ليطلع في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو منافق

“Dari Abu Musa Al-asy’ari RA dari Rasulullah SAW, beliau berkata: “Sesungguhnya Allah melihat kepada hambaNya di malam Nisfu Syaban maka Allah mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang menyekutukan Allah atau orang munafik.”

Maka dengan adanya pergantian buku amal dan di bukanya buku amal yang baru Ulama’ menganjurkan memperbanyak ibadah dan istighfar kepada Allah SWT Tuhan alam semesta di malam Nishfu Sya’ban tersebut.

Karena, mengharap pada akhir dalam catatan buku amal perbuatan adalah kebaikan, juga sebaliknya mengharap pada catatan awal buku amal perbuatan adalah kebaikan pula.

Berikut amalan yang di anjurkan oleh para Ulama’ untuk di amalkan pada malam Nishfu Sya’ban.

Ialah : Membaca surat Yasin 3 kali dengan niat yang berbeda.

1. Membaca surat Yasin satu kali dengan niat semoga di beri umur yang panjang oleh Allah SWT di dalam berbakti kepada Allah untuk diri sendiri dan keluarga sekaligus seluruh umat Islam.

2. Membaca surat Yasin satu kali dengan niat semoga dengan membaca surat Yasin ini bisa menjadi penolak dari segala bala’ dan musibah baik musibah agama dan dunia untuk diri kita sendiri dan keluarga sekaligus seluruh umat Islam.

3. Membaca surat Yasin satu kali dengan niat memohon kepada Allah SWT supaya di jauhkan dari berharap segala sesuatu kepada selain Allah untuk diri kita sendiri dan keluarga sekaligus seluruh umat Islam.

Setiap kali selesai membaca surat Yasin maka para Ulama’ menganjurkan untuk membaca do’a di bawah ini dan begitu seterusnya sampai pembacaan surat Yasin yang ke tiga kalinya.

Berikut do’anya:

اَللّٰهُمَّ يَاذَالْمَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْهِ يَا ذَالْجَلَالِ وَالْإِكْرَامْ يَاذَالطَّوْلِ وَالْإِِنْعَامْ لَااِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ الَّا جِيْنْ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنْ وَاَمَانَ الْخَائِفِيْنْ، اَللّٰهُمَّ إِِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنَا عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ اَشْقِيَاءَ اَوْ مَحْرُوْمِيْنْ اَوْ مَطْرُوْدِيْنَ اَوْ مُقْتَرًّا عَلَيْنَا فِيْ الرِّزْقِ فَامْحُ، اَللّٰهُمَّ بِفَضْلِك شَقَاوَتَنَا وَحِرْمَانَنَا وَطَرْدَنَا وَإِقْتَارَ رِزْقِنَا وَثَبِّتْنَا عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ الْكِتَابِ سُعَدَاءَ مَرْزُوْقِيْنَ مُوَفِّقِيْنَ لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ الْمُنْزِلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُوْاللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ إِلٰهَنَا بِالتَّجَلِّيْ الْأَعْظَمِ فِيْ ليلة النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ اَنْ تَكْشِفَ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا نَعْلَمُ وَمَالَا نَعْلَمُ وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ اِنّكَ اَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ وَصَلَّى اللَّـهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ .

Baca Juga :  Polsek Tempeh Himbau Pedagang dan Pemilik Toko Tidak Menjual Petasan Maupun Mercon

Artinya: “Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan.

Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan.

Sungguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendakiNya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab. Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui.

Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi RahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau.

Kemudian membaca surat Yasin lagi sampai tiga kali dan begitu seterusnya. Sedangkan waktunya adalah setelah sholat Maghrib

Ulama’ juga menganjurkan setelah pembacaan surat Yasin tiga kali maka bacalah wirid.

لَاِاِلٰهَ اِلَّا اَنْتَ سُبْحَانَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

Artinya: “Ya Allah, Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Allah. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan aku termasuk golongan orang yang dzalim.”

Sebanyak 3276/6400 dalam waktu semalam suntuk.

Sumber rangkuman kitab Pondok Pesantren Al Aliyah Tengginah/Achmad Tidur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *