Seorang ABK Kapal KMN Mina Samudra Rejeki Meninggal Dunia Saat Menangkap Ikan di Perairan Samudera Hindia

PORTALJATIM.ID, BANYUWANGI — Satpolairud Polresta Banyuwangi menerima laporan tentang adanya Anak Buah Kapal (ABK) yang meninggal dunia saat mencari ikan diperairan Samudra Hindia. Jum’at (27/9/2024).

Menerima adanya nelayan yang meninggal dunia anggota personel Polairud Polresta Banyuwangi melakukan proses evakuasi ABK kapal KMN.Mina Samudra Rejeki yang meninggal dunia diperairan Samudra Hindia tepatnya pada koordinat 10⁰30’550″S-116⁰53’230″T.

Dari keterangan yang didapat dari Saksi, Kasat Polairud Polresta Banyuwangi AKP. I Nyoman Ardita, S.H., M.H. melalui Kasubnit Lidik Aiptu Erman Wahyudi, S.H., mengatakan sekitar pada hari minggu tanggal 22/9/2024, korban (Afriadi), umur 32 tahun, nelayan asal Jawa Tengah mengeluhkan badannya sakit dan meminta obat Paracetamol kepada nahkoda.

Baca Juga :  Rumah Buruh Serabutan di Ringinrejo Digerebek Polisi, Begini Kasusnya

Setelah mengkomunikasikan Paracetamol yang diberikan oleh Nahkoda, Pada hari senin tanggal 23/9/2024 sekira pukul 00.00 waktu setempat korban mengeluhkan sesak nafas dan mual.

Mengetahui kejadian tersebut nahkoda berinisiatif mencari pulau terdekat untuk mencari pertolongan medis terhadap korban, namun pada hari Selasa tanggal 24 September 2024 sekira pukul 08.00 waktu setempat korban meninggal dunia.

Mengetahui korban meninggal, Nahkoda menghubungi kantor dan diarahkan oleh kantor untuk segera membawa korban ke dermaga pelabuhan Muncar Banyuwangi guna mengevakuasi jenazah korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan (RSUD) Blambangan.

Baca Juga :  Mas Dhito Berharap Pilkada 2024 Berjalan Kondusif

Perlu diketahui, Pada hari Selasa tanggal 24 Mei 2024 sekira pukul 14.58 Wib kapal KMN.Mina Samudra Rejeki dengan abk berjumlah 28 termasuk nahkoda berangkat dari pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi menuju perairan Samudera Hindia (Fishing ground) untuk mencari ikan.

Saat ini Jenazah korban masih berada di Rumah Sakit Umum Blambangan dan dalam pemeriksaan oleh petugas kesehatan untuk mengetahui penyebab kematian korban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *